BOGOR, Salah satu kabupaten yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Lebak Banten, dulunya kabupaten Bogor merupakan satu kesatuan dengan kabupaten Lebak dibawah naungan Provinsi Jawa Barat, namun pada tahun 2001 terjadi pemekaran wilayah Provinsi Banten dengan Kabuparen Lebak masuk didalam bagaiannya.
Walau sudah dipisahkan oleh Provinsi namun, kita masih satu keluarga sunda, maka dari itu Sonic Lebak Commnity melakukan touring refresing fikiran dan diri ke daerah Bogor. ke salah satu rumah member yang ada di bogor.
Kita bahas sedikit apa saja yang kita jalani di touring kali ini, kita ke 2 lokasi yang berbeda dimana lokasi pertama di Panorama Pabangbon Lewiliang Bogor dan yang kedua di Curug Cilember Puncak Bogor.
Wisata Pabangbon Bogor berlokasi di kawasan hutan pinus dan hutan penelitian meranti milik Perhutani. Tempat wisata ini berada di atas ketinggian sekitar 720 meter di atas permukaan laut, menyajikan panorama alam perbukitan yang hijau dan asri. Tempat yang sangat cocok untuk menyegarkan pikiran dari segala kejenuhan rutinitas sehari-hari.
Wisata Panorama Pabangbon berada di Leuwiliang Bogor. Objek wisata ini menjadi idola baru pengunjung untuk berlibur. Karena, tidak hanya menyajikan pemandangan alam yang memukau, tapi juga spot foto menarik.
Memasuki kawasan wisata, kita disambut dengan pemandangan yang begitu memukau. Pegunungan dan pepohonan hijau menjadi pemandangan dominan yang dalam pandangan mata pengunjung. Ditambah lagi, pohon pinus yang kokoh berdiri menjadikan pemandangan semakin segar.
Pegunungan di Indonesia memang sangat mengesankan, membentang dari ujung Indonesia bagian timur hingga barat. Keindahannya tidak hanya ada di atas puncaknya saja, melainkan dengan lereng-lerengnya yang terdiri dari air terjun dan juga perbukitan luas. Dengan suasana serta nuansa sejuk dan teduh membuat semua pengunjung yang datang ke area pegunungan menghadirkan rindu.
Di Bogor, ada sebuah curug yang mengesankan dimana di tempat ini terdapat 7 curug yang berbeda-beda. Dengan suhu kurang lebih 18 hingga 23 derajat, membuat sobat native akan merasakan kesegaran dan kebugaran saat menghirup udara di tempat ini. Siapa pun pasti akan terbius dengan pesonannya dan ingin kembali lagi setelahnya.
Curug Cilember adalah kawasan yang memang wajib dikunjungi oleh sobat native, terutama bagi mereka yang singgah di kawasan puncak Bogor. Kawasan ini berada di ketinggian kurang lebih 800 hingga 900 mdpl, menghasilkan begitu banyak vegetasu hutan hujan tropis yang dapat dinikmati. Curug ini mulai dikelola oleh Perum Perhutani pada tahun 1990.
Sepuluh tahun setelah diambil alih pengelolaannya oleh Perhutani, kawasan ini diresmikan oleh pemerintahan Kota Bogor. Dengan luas kurang lebih 5,9 Ha, tempat ini didominasi oleh tanaman pinus merkuri yang mengesankan. Pemandangan yang dihasilkan pun seperti hasil sebuah lukisan tangan-tangan pelukis ternama, sehingga bisa dijadikan sebagai spot foto kece.
Konon cerita di tempat ini ada kurang lebih 7 curug, dimana semakin kecil angkanya, semakin sulit medan yang harus ditempuh. Tetapi semua perjuangan yang harus dilalui akan terbayarkan dengan keindahan dan kepuasan yang akan tercipta. Setiap tetes keringat seakan tak berarti dengan semua pesona Curug Cilember.
Misteri dan Mitos
Curug Cilember mempunyai berbagai macam mitos dan misteri yang berkembang di kalangan masyarakat. Dimana konon disini bersembunyi putri dari Kerajaan Pasundan yang dikenal baik dan sangat cantik. Putri ini seringkali membasuh muka disini dan juga menjaga curug hingga saat ini.
Masyarakat sekitar pun percaya, jika curug ini menjadi tempat pemandian raja-raja Siliwangi. Selain misteri ini, ada juga mitos yang juga berkembang yaitu siapa membasuh muka di curug ini akan awet muda. Tidak hanya itu saja, ada juga yang percaya bila air di sini juga mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Selain itu, bila mandi di sebelah kanan curug akan menambah kekuatan, bila di kiri curug akan menambah awet muda serta keberkahan. Inilah yang menjadi alasan mengapa banyak pengunjung datang dan juga mandi di kawasan ini. Mitos ini terus saja berkembang hingga sampai saat ini.
(Sumber : Native Indonesia )
