SLC BANTEN

Selasa, 21 Agustus 2018

Sonic Lebak Community

Menjelajah Titik Nol KM Paling Barat Pulau Jawa.

SERANG, BANTEN - Memiliki obyek wisata sejarah yang menyimpan banyak kisah yang tidak pernah kita ketahui, kali ini Komunitas Sonic Lebak Community Banten mencoba untuk menggali lebih dalam tentang salah satu obyek wisata ini, ada yang mengetahui ??

Mercusuar Cikoneng, Banten 

Mercusuar Cikoneng merupakan Titik Nol km Ayer di ujung Jawa bagian Barat mulai dibangun hingga titik akhir di Panarukan, yang ada di ujung timur Pulau Jawa. yang dibuat pada jaman penjajahan Belanda, dimana Gubernur Jenderal Hindia Belanda ke-36 tahun 1808 - 1811 Herman Willem Deandels menjabat. 
Lokasi Awal Mercusuar Cikoneng
Yang sekarang menjadi sebuah lokasi objek foto yang bertuliskan titik nol dahulunya lokasi mercusuar yang pertama kali dibangun pada tahun 1806 namun hancur tanpa sisa ketika Gunung Krakatau meletus pada 1883. Namun, setelah itu dibangun kembali Mercusuar Cikoneng baru yang berdiri kokoh sampai saat ini menjadi kebanggan warga serang, dalam kawasan ini pula terdapat sisa puing reruntuhan Mercusuar pertama berupa bongkahan batu bata dengan semen disalah satu sisi menjadi daya tarik sendiri untuk para wisatawan dimana bongkahan ini dibangun untuk mengingatkan kita betapa dahsyatnya letusan gunung krakatau 1883 dan dibangun kembali oleh Pemerintah Belanda.

Sementara itu, tugu Nol Kilometer dibangun tepat di atas bekas mercusuar yang hancur lebur oleh tsunami saat Krakatau meletus. Monumen itu berupa dua buah tangan besar yang menyanggah bola dunia, terbuat dari tembaga. Bola dunia itu menunjukkan gambar timbul pulau-pulau di Indonesia mulai dari Sumatera hingga Papua.
Di bagian bawah terdapat penjelasan tentang pembangunan jalan Anyer–Panarukan, dengan kota-kota yang dilintasinya.
Sebuah patok beton menjelaskan gambar pulau Jawa yang berisikan peta rute jalan Anyer–Panarukan yang melewati daerah Anyer, Tangerang, Jakarta, Sumedang, Cianjur, Bandung, Cirebon, Tegal, Kendal, Semarang, Demak, Rembang, Caruban, Gresik, Surabaya, Pasuruan, Probolinggo, dan berakhir di Panarukan.
Keberadaan tugu bola dunia itu menjadi daya tarik wisatawan untuk mendatanginya. Dari tugu itu akan terlihat jelas hamparan pantai di ujung Provinsi Banten, dengan pemadangan Gunung Anak Krakatau, menjadi saksi sejarah bahwa dahulu terdapat sebuah gunung yang besar didalam laut yang pernah ada di Indonesia.
Mengenang Peninggalan Deandels
Meski di tempat itu memiliki tugu atau monumen sebagai titik nol pembangunan jalan Anyer–Panarukan, namun jalan aspal pertama yang dibangun oleh Deandels sudah tidak berbekas, hilang bersamaan dengan terjangan tsunami Krakatau. Jalan Anyer yang dibangun pada tahun 1825 ikut hancur akibat letusan tahun 1883.
Melihat catatan beberapa literatur sejarah, Herman Willem Daendels adalah Gubernur Jenderal Hindia belanda ke-36 yang memerintah dari tahun 1808 sampai dengan tahun 1811. Selain membangun rute jalur Batavia–Banten, Pada tahun 1809–1810, Daendels juga membangun jalan dari Anyer sampai Panarukan yang Jaraknya 1.000 kilometer.

Subscribe to this Blog via Email :
Previous
Next Post »